Proses perkecambahan biji pada tumbuhan monokotil didahului dengan imbibisi atau masuknya air. Proses
imbibisi ini menyebabkan kulit biji (testa) menjadi lunak dan tampak
menggembang. Adanya imbibisi juga menyebabkan penurunan kadar hormon etilen dan
asam absisat dalam biji yang menyebabkan dormansi biji. Konsekuensi penurunan
kedua hormon tersebut menyebabkan teraktifasinya hormon Indole Acetic Acid (IAA). Hormon IAA pada sumbu embrio akan
ditransfer ke skutelum. Adanya IAA di skutelum akan memacu teraktifasinya
hormon gibberellin (GA). Hormon GA yang telah teraktifasi selanjutnya akan
dikirim ke lapisan aleuron. Pada lapisan aleuron, hormon GA akan menginduksi
enzim (α-amilase) serta enzim hidrolitik
lain yang diperlukan dalam proses penguraian cadangan makanan, yaitu pati/
amilum menjadi maltosa. Enzim-enzim hidrolitik tersebut kemudian menguraikan
cadangan makanan berupa endosperm menjadi senyawa yang larut air. Endosperm
cair kemudian ditransfer ke bagian embrio yang sedang berkembang sehingga
terjadi pertumbuhan plumula dan radikula yang menandai terjadinya pekecambahan.
Proses
perkecambahan pada tanaman padi terjadi apabila dormansi biji telah dilalui.
Benih dikatakan telah berkecambah apabila radikula telah tampak keluar menembus
koleorhiza diikuti munculnya koleoptil yang membungkus daun. Proses
perkecambahan tanaman padi pada kondisi tergenang ditandai dengan munculnya
koleoptil terlebih dahulu diikuti dengan munculnya koleorhiza.
0 komentar:
Posting Komentar